10 Alasan Psikologis kenapa Beberapa Orang Takut Melihat Badut

10-alasan-takut-badut

Bagikan artikel ini :

Ini dia 10 alasan psikologis kenapa beberapa dari kita takut melihat badut, dan bagaimana cara untuk mengatasi phobia yang dikenal dengan Coulrophobia tersebut.

Mungkin kamu tahu bahwa ada beberapa diantara kita yang memiliki fobia/phobia saat melihat sosok badut.

Bagi beberapa orang badut bisa terlihat konyol dan paling-paling dianggap aneh dan mungkin nggak lucu, tetapi ada juga yang sangat-sangat ketakutan saat melihat badut di depan mata.

Tunggu, jangan ketawa atau menganggap para penderita ketakutan ini aneh dulu ya, karena bagi para penderita akut phobia ini, mereka bisa mengalami hal-hal berikut:

  • Kesulitan bernafas
  • Detak jantung tidak beraturan
  • Berkeringat
  • Mual-mual
  • Rasa takut yang menjalar

Bahkan menurut estimasi, ada sekitar 12% penderita phobia ini di Amerika Serikat, dan Asaljeplak pribadi pernah menemukan beberapa penderita tersebut di Indonesia (meskipun bukan yang akut).

Untuk mengobati phobia terhadap hal ini, pertama-tama perlu dianalisa terlebih dahulu apa penyebab dari phobia tersebut, dan barulah dari situ dilakukan tindakan yang disesuaikan dengan latar belakang timbulnya phobia.

Phobia terhadap Badut ini dikenal dengan istilah Coulrophobia dan berikut ini adalah beberapa alasan psikologis dibalik ketakutan seseorang akan sosok badut tersebut.

Senyum Badut itu Palsu

 

Badut memang terlihat selalu tersenyum, terutama karena normalnya riasan mereka seperti itu, tetapi hal itulah yang tanpa sadar memancing fobia yang dialami penderitanya.

Karena tanpa sadar kita semua tahu bahwa senyum badut itu palsu, sehingga kita tidak bisa meraba dan menerka emosi apa yang sebenarnya sedang mereka rasakan di balik riasan senyuman tersebut, dan ini yang membuat beberapa orang menjadi tidak nyaman tanpa disadari.

Menurut Dr. Jordan Gaines Lewis,Ph.D pada artikel di web Psychology Today,  riasan badut yang selalu tersenyum itu membatasi emosi yang bisa kita baca dari wajahnya, dan juga mereka biasanya meminta kita untuk membalas dengan senyum atau tawa meskipun kita sedang tidak dalam mood untuk itu, yang akhirnya menjadikan kita paling tidak merasa canggung dan untuk para penderita Coulrophobia malah mengakibatkan ketakutan.

BACA JUGA  Tips Melakukan Belanja Online dengan Aman

Badut itu tidak bisa ditebak apalagi dipercaya

 

Bagian dari atraksi badut adalah mereka selalu bertindak gila dan tidak dapat ditebak untuk dapat membuat kita tertawa, dan hal-hal yang mereka lakukan adalah hal yang tidak umum dilakukan sehari-hari.

Sebagian dari kita sangat mudah terkena stress apabila kegiatan harian alias rutinitas kita tidak teratur, tidak stabil, dan tidak dapat ditebak, dan merekalah yang biasanya lebih cenderung memiliki ketakutan saat melihat badut.

Menurut Artikel ini, badut itu bisa dibilang tukang jahil atau tukang ngerjain alias trickster, yang tidak peduli dengan norma sosial yang berlaku, dan mereka akan selalu berusaha melakukan apapun hingga sampai titik kesabaran seseorang.

Ketakutan akan hal yang belum diketahui

Sebuah riset dilakukan oleh Dr. Penny Curtis dari Universitas Sheffield terhadap pasien anak-anak usia 4-16 tahun yang dirawat inap di Rumah Sakit pediatrik terkait pendapat mereka terhadap lukisan-lukisan badut yang dipajang pada dinding rumah sakit tersebut.

Hasil risetnya adalah, seperti yang diberitakan BBC, anak-anak tersebut berpendapat bahwa lukisan-lukisan badut itu menyeramkan, abstrak, dan sulit dikategorikan, tidak seperti foto kucing lucu misalnya.

Badut itu menyeramkan

 

Meskipun kita tahu bahwa para pemeran badut itu cuma berakting layaknya bintang televisi, tetapi tujuan seseorang berkarir sebagai badut itu dianggap tidak jelas alasannya oleh banyak orang, berbeda dengan bintang sinetron maupun layar lebar yang mendapatkan publikasi luas oleh agensi dan media.

Peneliti Francis McAndrew menulis pada jurnalnya yang berjudul New Ideas in Psychology, menyimpulkan bahwa badut itu menyeramkan, dalam artian mereka bisa membuat kita merasa takut dan terancam, tetapi tidak setakut itu untuk sampai melarikan diri.

Menurut hasil penelitiannya pula didapatkan bahwa banyak orang menganggap badut itu lebih menyeramkan dibanding penjaga kuburan ataupun taxidermis.

Histeria Massa

 

Pada tahun 2016 lalu sempat terjadi yang dinamakan “Clown Hysteria” dimana di beberapa lokasi di dunia diwarnai dengan munculnya badut-badut menyeramkan yang terekam oleh video dan terkadang berlaku aneh dan menakut-nakuti.

BACA JUGA  Top 15 rayuan gombal ala Asaljeplak

Meskipun kebanyakan yang menjadi badut-badut ini cuma orang iseng, tetapi di Alabama, Amerika Serikat tercatat ada 9 kasus penangkapan terkait dengan kejailan badut-badut tersebut yang digolongkan sebagai ancaman terorisme karena sudah keterlaluan.

Di dalam ilmu Sosiologi dan Psikologi, hal ini disebut juga “Mass Hysteria” atau Histeria Massa, yaitu suatu fenomena dimana sebuah ilusi yang disebar oleh sekelompok orang atau grup yang mengidentifikasikan sesuatu sebagai ancaman, walaupun terlihat tidak logis, dan mengakibatkan kepanikan secara meluas.

Salah satu yang membantu terjadinya Clown Hysteria itu adalah Social Media, dimana banyaknya orang yang memposting video baik di Facebook maupun Youtube terkait “penampakan badut” yang membuat kesan hal tersebut banyak terjadi di mana-mana.

Kultur Popular

Ketakutan (Fear) bagi diri manusia terbagi dua, yaitu Innate Fear dan Learned Fear. Innate Fear adalah ketakutan yang wajar dan alami untuk dirasakan manusia, seperti saat berdiri di pinggir atap gedung bertingkat atau di pinggir tebing. Ketakutan yang satu ini masih tergolong normal dan tergolong ke dalam naluri dasar manusia.

Learned Fear, merupakan ketakutan yang “dipelajari” alias diakibatkan oleh sesuatu hal. John Wayne Gacy, contohnya, adalah seorang pembunuh berantai yang telah membunuh 33 anak remaja dan laki-laki, dimana sehari-harinya bekerja sebagai badut pesta panggilan dan dari pekerjaannya itulah dia menemukan korban-korbannya.

Kisah John Wayne Gacy bisa menimbulkan Coulrophobia bahkan bagi yang tadinya tidak mengalaminya. Lalu kemudian contoh lain adalah film-film dengan tokoh badut sebagai antagonis nya. Film dengan tema “Badut Pembunuh” yang paling terkenal adalah IT dan merupakan salah satu film horor paling ikonik di sejarah perfilman, yang tentunya sangat mungkin menimbulkan Coulrophobia pada seseorang.

Trauma Masa Kecil

 

Pada video berikut bisa dilihat bahwa wanita yang satu ini sangat takut terhadap badut dan salah satu contoh pengidap Coulrophobia akut.

Kalau kalian perhatikan wanita itu sampai menangis terisak-isak dan mengalami sesak nafas, bahkan hanya dengan melihat gambar badut. Tetapi ketakutannya memuncak saat Psikiater nya mengajaknya menemui badut sungguhan. Wanita tersebut tidak henti-hentinya menangis dan kesulitan bernafas sepanjang sesi.

Wanita tersebut merupakan contoh pengidap Coulrophobia yang sewaktu kecilnya mengalami trauma dengan badut, yang terbawa hingga saat usianya dewasa.

BACA JUGA  Daftar Penyedia Jasa Service AC Panggilan di Jabodetabek

Inferiority dan Superiority Complex

 

Dalam sejarahnya, atraksi badut itu sebenarnya ditujukan untuk meningkatkan rasa percaya diri para penontonnya dengan menjadikan badut sebagai objek yang berlaku konyol, dijadikan bulan-bulanan, sehingga bisa ditertawakan oleh para penonton, dan membuat para penonton menjadi merasa lebih superior dibandingkan si badut.

Tetapi sesungguhnya hal tersebut tidak berlaku bagi orang yang hidupnya sudah cukup bahagia karena mereka tidak butuh dibuat merasa mereka itu superior.

Hanya orang-orang yang mengalami krisis percaya diri saja yang butuh dibuat merasa superior.

Banyak orang yang malah menjadi tidak nyaman saat terpaksa meladeni atau menonton badut, dan dalam kasus ekstrim akhirnya mereka menjadi takut hingga mengakibatkan Coulrophobia.

Badut itu nggak lucu

 

Atraksi badut itu biasanya berisikan komedi-komedi Slapstick dimana komedi yang disuguhkan berbau kekerasan seperti jatuh terpeleset kulit pisang, atau dipukul kepalanya dengan palu (meskipun bukan palu sungguhan), dan lain-lain.

Genre komedi seperti itu sangat populer dahulu, tetapi seiring perkembangan jaman, selera humor masyarakat pun banyak yang mulai bergeser seperti ke smart jokes, pelesetan, dan lain sebagainya.

Nah hal tersebut pula yang bisa memancing Coulrophobia. Saat orang yang selera humornya bukan ke komedi slapstick tetapi dalam suatu waktu terpaksa menontonnya pasti akan mengernyitkan dahi dan menganggap hal tersebut aneh.

Beberapa mungkin bahkan akan ketakutan melihat kekerasan-kekerasan yang terjadi pada genre komedi tersebut dan akhirnya menyebabkan Coulrophobia.

Teori Uncanny dari Sigmund Freud

Psikolog ternama, Sigmund Freud, pada tahun 1919 mempublikasikan hasil penelitiannya dengan judul “The Uncanny”. Di dalamnya, Freud menjelaskan bahwa manusia bisa takut akan sesuatu hal yang familiar tetapi pada saat bersamaan juga tidak familiar.

Teori Freud ini diperkuat oleh Professor Steven C. Schlozman dari Universitas Harvard, yang menjadikan badut sebagai contoh sesuatu yang “Uncanny” tersebut.

Secara fisik, badut memiliki fitur yang sama dengan manusia dengan anggota tubuh yang serupa, tetapi di sisi lain badut menggunakan riasan yang membuat seakan-akan hidungnya besar dan bulat, telapak kakinya besar, rambutnya warna-warni, kulitnya putih pucat, dsb.

Hal tersebut yang bisa digolongkan ke dalam Uncanny, karena manusia yang melihat badut merasa badut tersebut mirip dengan mereka, tetapi ada beberapa hal yang tidak mirip sehingga untuk beberapa orang bisa menimbulkan ketakutan, dan dalam hal ini, Coulrophobia.

Download Artikel dalam Bentuk PDF

Artikel Lainnya

Loading...

Mau punya website sendiri ?

Yuk buat website di RBC Hosting

Kamu bisa membuat website apa saja, mulai dari sales page, profil usaha, website pribadi, blog, website acara, website katalog, undangan pernikahan online, dan masih banyak lagi sesuai kebutuhanmu. 

Mulai dari Rp300rb /tahun saja!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tinggalkan komentar via FB

DomaiNesia
Loading...