Pada seri sejarah Nusantara kali ini, Asaljeplak akan berbagi mengenai sejarah kerajaan Sriwijaya beserta fakta dari catatan peninggalan, prasasti, dan lain sebagainya.
Daftar Isi
Bukti Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Sejarah Kerajaan Sriwijaya didirikan pertama kali pada abad ke-7 masehi dengan raja pertama yang bernama Dapunta Hyang. Bukti fisik adanya kerajaan ini berupa kronik berita Cina yang memberitahu bahwa pada tahun 682 Masehi atau abad ke-6 ada seorang pendeta Budha dari Tiongkok yang ingin memperdalam agamanya yang berada di tanah India.
Sebelum keberangkatannya kesana, ia harus sudah menguasai sebuah bahasa Sansekerta, karena itulah pendeta bernama I-Tsing tersebut mempelajarinya dulu selama setengah tahun di Sriwijaya untuk sampai di tanah India.
Hal ini sekaligus memberi sinyal bahwa ternyata pada zaman dulu, Sriwijaya sudah menjadi pusat keagamaan yang sangat mumpuni di kawasan Asia Tenggara karena agamanya yang kuat dan kental. Bahkan I-Tsing juga berhasil menerjemahkan kitab-kitab agama Budha ke bahasa nenek moyangnya setelah mempelajari secara mendalam agama Budha di Sriwijaya semua itu terlihat dari kesungguhannya memperdalam agama dengan sangat baik.
Prasasti Sejarah Kerajaan Sriwijaya
Bukti yang kedua ini memperkuat teori awal pendirian Sejarah Kerajaan Sriwijaya di abad ke-7 masehi ini. Sebuah prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang dinamai Kedukan Bukit dibuat pada tahun 683 Masehi. Di tahun tersebut Sriwijaya sedang dipimpin oleh seorang raja bernama Dapunta Hyang yang sedang berusaha memperluas wilayah kerajaan sriwijaya.
Dapunta Hyang menyiapkan bala tentara sampai jumlah 20.000 orang atas tindakannya tersebut. Penaklukan ini membuahkan hasil setelah 8 hari bertempur di medan perang yang kemudian Pada akhirnya beberapa wilayah yang kekuatan militernya tak sebanding bersedia menyerahkan upeti ke Sriwijaya sebagai tanda takluk pada kerajaan Sriwijaya.
Tidak ada info lebih jelasnya maupun prasasti lagi yang menjelaskan asal-usul keluarga Dapunta Hyang Srijayanaga sehingga ia menduduki tahta pertama dalam Sejarah Kerajaan Sriwijaya.
Setelah Dapunta Hyang berhasil meraih kesuksesan bersama 20.000 pasukannya, ada sebuah prasasti yang ditemukan di Pulau Bangka, sebuah pulau kecil di dekat Sumatera yang terdapat prasasti. Prasasti Kota Kapur adalah nama prasasti yang menyebutkan keinginan Dapunta Hyang meneruskan keinginannya untuk ekspedisi ke Jawa.
Dan prasasti yang sudah berusia 686 Masehi itu pun menjadi bukti sejarah berhasilnya Sriwijaya menaklukkan Jawa yang saat itu dikuasai oleh Kerajaan Tarumanegara. Prasasti-prasasti lainnya yang menjadi peninggalan Kerajaan Sriwijaya yakni menggunakan bahasa melayu kuno dan berhuruf Pallawa dimana bahasa melayu sampai sekarang masih sering kita dengarkan.
Masa Kejayaan Kerajaan Sriwijaya
Masa kejayaan kerajaan Sriwijaya sudah sangat jelas banyak diungkapkan oleh sejarawan. Negara mana yang tidak kaya dengan menguasai selat-selat strategis dan menjadi penguasa tunggal jalur perdagangan internasional di negara ini. Inilah sumber kekayaan Kerajaan Sriwijaya yang luar biasa.
Selain itu terdapat Selat Malaka dan Selat Sunda yang merupakan dua selat internasional yang tidak pernah sepi dari banyak kapal. Hanya bermodalkan kekuatan armada militernya, Sriwijaya berani menerapkan sistem bea cukai yang sampai sekarang dipakai juga oleh Pemerintah Indonesia sebagai pendapatan negara. Fungsi dan peran armada militer dalam perekonomian Sriwijaya sangat besar pendapatannya.
Tanpa adanya jaminan keselamatan, para saudagar dari Arab dan Tiongkok pasti memilih selat lain sebagai jalur transportasinya Apalagi sampai memutuskan menetap sementara atau selamanya saat melakukan jalur perdagangan. Hal ini banyak terjadi karena selain Sriwijaya sangat elok dan berharta, kehidupan bisnisnya akan dilindungi oleh para militer Sriwijaya yang mempunyai gaya militer yang tegas.
Kesuksesan dari kerajaan sriwijaya tidak bisa dipandang dari banyaknya harta saja, Sriwijaya dan para petingginya menyadari benar kalimat tersebut sehingga banyak cara dilakukan untuk lebih mengembangkan kerajaan.
Sehingga kerajaan maritim ini mengembangkan juga kebesaran agama Budha sebagai agama yang mendominasi di wilayah kerajaan. Selain dengan cara mendirikan sangga –kelompok belajar- untuk memperdalam Buddhisme, Sriwijaya juga sudah menyiapkan banyak guru spiritual Budha dari seorang pendeta atau hanya orang yang mendapatkan kelebihan yang edukatif dalam memperdalam agama Buddha.
Guru agama Budha yang paling tersohor di kerajaan Sriwijaya yaitu bernama Sakyakirti. Fakta yang mengejutkan lain ditemukan di daerah-daerah dekat Palembang yang menjadi titik pusat pemerintahan Kerajaan Sriwijaya didapat Diduga ada candi yang lebih besar dari Borobudur yang konon pernah diciptakan oleh kerajaan sriwijaya ini. Namun sampai sekarang hanya arcanya saja yang ditemukan
Selain itu, ditemukan juga beberapa batu bertulis ziarah yang berada di daerah Telaga Batu. Kenyataan ini menguatkan Sriwijaya sebagai kerajaan yang religious dalam menganut agamanya yakni agama Buddha.
Peninggalan lain yang masih bisa dilihat langsung oleh kita dalam peninggalan kerajaan sriwijaya yakni berupa candi. Candi-candi yang dibangun bercorak agama Budha Misalkan candi Muaratakus yang dibangun di Riau dan Biaro Bahal di Sumatera Utara peninggalan kerajaan sriwijaya. Kedua candi ini menjadi candi yang terkenal sebagai bekas kejayaan Sriwijaya karena memang tidak banyak candi yang ditemukan di Sumatera dan kedua candi tersebut sangat terkenal menjadi tempat wisata masyarakat.
Puncak keemasan yang diperoleh kerajaan Sriwijaya setelah berjuang dalam memperjuangkan kerajaannya dalam hitungan abad. Dalam Sejarah Kerajaan Sriwijaya memperoleh kejayaan ini di abad ke-8 dan ke-9 sebagai masa emas kerajaan ini. Hingga pada akhirnya, kejayaan tersebut harus diakhiri pada abad ke-11masehi.
Di masa pemerintahan Balaputeradewa ini agama Budha benar-benar menunjukkan progressnya dan semakin berkembang. Ada banyak orang yang bermaksud menjadi murid spiritual seorang biksu besar bernama Dharmakirti B untuk lebih memperdalam ilmu agamanya.
Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya
Dalam Sejarah Kerajaan Sriwijaya Ada banyak faktor yang menyebabkan berhentinya kerajaan Sriwijaya. Kebanyakan faktor tersebut melemahkan kerajaan Sriwijaya perlahan-lahan meruntuhkan kerajaan ini. Kekuatan militer yang kuat ujungnya tidak berdaya juga mempertahankan kerajaan sriwijaya.