Risiko merupakan sesuatu yang tidak mungkin kita hindari dalam kegiatan apapun, baik kegiatan sehari-hari termasuk dalam menjalankan kegiatan bisnis. Risiko merupakan dampak yang terjadi akibat adanya ketidakpastian sehingga dapat menimbulkan kerugian, dan dalam hal ini kerugian bisnis.
Namun sejatinya, para pelaku usaha tidak hanya melihat risiko dari sisi negatif saja, karena jika dikelola dengan tepat, risiko justru akan bisa membantu pengusaha untuk dapat lebih mengembangkan bisnis. Bahkan risiko bisa jadi motivasi para pelaku usaha untuk mendapatkan profit lebih tinggi.
Berikut ini adalah 5 jenis risiko bisnis yang kerap kali muncul dan cara mengelolanya:
Daftar Isi
Risiko strategik
Merupakan salah satu jenis risiko yang berkaitan dengan strategi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Risiko jenis ini bisa terjadi karena kurang matangnya atau tidak pastinya strategi dalam menjalankan bisnis. Strategi bisnis wajib dipersiapkan dan dimiliki perusahaan yang ingin berkembang, serta diterapkan apabila ada kompetitor baru yang bisa mengancam bisnis.
Salah satu cara menyusun strategi bisnis dan mengelolanya adalah melakukan analisis SWOT, yaitu metode perencanaan strategis yang digunakan dalam suatu spekulasi bisnis untuk mengetahui dan mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) yang mungkin muncul dalam keberlangsungan bisnis.
Risiko kepatuhan
Peraturan ataupun regulasi dalam sebuah perusahaan dibuat untuk ditaati oleh semua anggota perusahaan, baik pada level karyawan sampai komisaris, Namun walaupun terkesan mudah, tetapi di dalamnya juga mengandung sebuah risiko. Semua pihak berpotensi dan berpeluang untuk bisa menjadi pelanggar dari peraturan maupun tata-tertib yang sudah dibuat.
Contoh risiko kepatuhan yang biasanya terjadi dalam sebuah perusahaan adalah telatnya pengiriman laporan. Jika dalam sebuah perusahaan terlambat mengirimkan laporan keuangan dalam periode tertentu, maka bisa berpengaruh kepada target pencapaian di bulan selanjutnya dan pembagian pos-pos penting untuk keperluan perusahaan.
Risiko operasional
Risiko ini paling sering terjadi dibanding beberapa risiko lainnya. Walaupun peluang dari masing-masing risiko terjadi dalam sebuah perusahaan tidak bisa diukur secara pasti, namun risiko operasional merupakan risiko yang paling sering dialami pengusaha yang memiliki produk sebagai barang dagangnya. Risiko operasional biasanya berasal dari kesalahan teknis, error sistem, maupun human eror. Selain itu, risiko operasional bisa muncul secara tiba-tiba karena faktor lain di luar jangkauan, seperti bencana alam, perang, maupun kebijakan pemerintah akibat suatu kondisi tertentu.
Salah satu contoh risiko operasional adalah kurangnya stok opname pada sebuah perusahaan. Hal ini bisa saja terjadi karena ketersediaan stok tidak berbanding lurus dengan permintaan. Maka dari sini timbullah kelangkaan stok yang akan berpengaruh pada proses pengiriman barang sampai nama baik merek dan kepercayaan konsumen terhadap sebuah merek.
Risiko finansial
Risiko yang banyak ditakutkan oleh pengusaha adalah risiko finansial. Karena risiko ini bisa saja menjadi besar dan secara langsung akan berpengaruh terhadap keberlangsungan sebuah perusahaan. Bagi perusahaan yang baru merintis seperti start up, donator adalah opsi menarik untuk dicoba. Namun ternyata jika tidak bisa membuat strategi bisnis yang baik, pendanaan justru menjadi hutang yang menumpuk dan berpotensi membuat perusahaan di bangkrut.
Contoh dari risiko finansial adalah hutang yang dimiliki sebuah perusahaan. Hutang bisa jadi beranfaat bila nilai yang ditetapkan sebanding dengan kemampuan sebuah perusahaan untuk membayar hutang tersebut. Namun apabila sebuah perusahaan memiliki sebuah hutang dan tidak ada kemmapuan untuk membayarnya pada waktu yang ditentukan, maka hal tersebut menjadi sebuah risiko finansial yang cukup membahayakan.
Risiko reputasional
Berkaitan dengan beberapa risiko lainnya seperti risiko finansial, risiko operasional, dan risiko strategi akan berdampaik terhadap reputasi sebuah perusahaan. Risiko reputasional akan berdampak langsung pada nama baik perusahaan. Jika nama baik perusahaan hancur, maka banyak kerugian bisnis yang akan ditanggung oleh perusahaan tersebut.
Misalnya sebuah perusahaan memiliki hutang banyak dan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja secara masal. Hal ini akan berdampak kepada nama baik perusahaan tersebut sehingga juga berpengaruh terhadap kerjasama klien yang sedang berlangsung.
Risiko setiap bisnis dan industri biasanya unik dan berbeda-beda. Untuk menghindari berbagai macam risiko yang tidak diinginkan terjadi, para pelaku usaha bisa melakukan identifikasi risiko dengan melakukan manajemen risiko bisnis agar dapat menentukan solusi yang tepat dimana salah satunya adalah memiliki asuransi bisnis.
Namun jika khawatir pengelolaan risiko yang dilakukan oleh internal perusahaan tidak maksimal, gunakan jasa broker asuransi dan konsultan risiko seperti Marsh Indonesia yang dapat membantu untuk mengidentifikasi risiko dan memberikan solusi untuk meminimalisir risiko bisnis. Marsh sudah sangat berpengalaman dalam membantu ribuan perusahaan di Indonesia dalam mengidentifikasi dan menjamin risiko agar bisnis perusahaan berjalan lancar dan berkembang, serta risiko kerugian secara finansial bisa diminimalisir.