Apabila kamu adalah seseorang yang baru memulai usaha (startup), ada beberapa hal yang penting untuk kamu rencanakan dan pertimbangkan sebelum mulai menjual suatu produk. Salah satu hal tersebut adalah apa yang biasa disebut dengan MVP (Minimum Viable Product).
Kebanyakan dari kita yang ingin memulai usaha sendiri tentunya akan dihadapkan pada beberapa pertanyaan seperti produk seperti apa yang akan kita jual? target konsumen mana yang ingin kita incar? berapa biaya produksinya? berapa harga jualnya? dan lain sebagainya.
Tentunya pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah suatu hal yang lumrah ditanyakan oleh mereka yang baru akan memulai usaha. Tetapi masalahnya adalah tidak mudah untuk menemukan jawaban yang tepat dari semua hal tersebut, terutama kalau kita ingin masuk ke dalam industri yang memiliki banyak pemain.
Misalkan kita sudah membangun prototipe untuk produk teknologi yang ingn kita jual, tetapi itu belum sempurna, sementara produk sempurna yang sesuai dengan idealisme kita itu masih terlalu berisiko untuk diproduksi, baik dari tingginya biaya yang harus dikeluarkan maupun tingkat permintaan yang belum bisa diprediksi dari pasar itu sendiri.
Salah satu solusi supaya kita yang baru memulai usaha bisa langsung menjual produk tanpa khawatir membuang uang terlalu besar untuk sebuah produk yang ideal adalah dengan memproduksi produk yang termasuk ke dalam kategori Minimum Viable Product (MVP).
Daftar Isi
Apa itu MVP (Minimum Viable Product)?
Minimum Viable Product alias MVP adalah produk yang hanya berisikan fitur-fitur dasar yang bisa digunakan oleh konsumen, pengguna atau user, dengan harapan nantinya akan dikembangkan secara bertahap berdasarkan umpan balik (feedback) dari para pengguna tersebut.
Sementara, MVP startup adalah suatu usaha atau perusahaan yang baru berdiri (startup) yang menawarkan suatu produk dalam bentuk yang paling mendasar, yang mana nantinya akan sedikit demi sedikit menambahkan variasi atau fitur sesuai dengan respons pelanggan atau pengguna.
Contohnya misalnya suatu startup yang ingin menjual minuman kopi. Setelah merancang prototipe dari produk minuman kopi yang akan ia jual, selanjutnya usaha tersebut akan merilis MVP dari minuman kopi tersebut, yaitu kopi susu dengan gula aren tanpa ada variasi atau tambahan apa pun.
Produk MVP berupa minuman kopi susu yang paling mendasar tersebut bertujuan untuk mendapatkan respons dari pelanggan mengenai komposisi takaran perbandingan kopi, susu, dan gula aren yang mereka tawarkan, apakah disukai atau tidak, sehingga nantinya bisa lebih dikembangkan atau diberikan variasi, misalnya menambahkan pilihan topping jelly, atau apapun sesuai umpan balik dari pelanggan.
Dengan demikian usaha minuman kopi tersebut sudah mendapatkan profit sembari menyempurnakan produk, yang juga disertai dengan beberapa keuntungan lainnya.
Apa Keuntungan MVP?
Beberapa keuntungan menawarkan produk MVP bagi para startup antara lain adalah sebagai berikut:
- Minim risiko namun sudah mendapatkan profit. Risiko-risiko seperti biaya produksi yang tinggi dapat diminimalisir apabila menawarkan produk MVP, dan juga sembari memperoleh profit yang bisa dikelola dan digunakan untuk pengembangan usaha,
- Meminimalisir biaya Riset & Pengembangan. Tidak hanya biaya produksi, startup juga tidak perlu terlalu berkutat pada kegiatan riset dan pengembangan yang mendalam, yang biasanya juga membutuhkan biaya besar, karena data-data akan didapat dari respons pengguna atau pelanggan,
- Mengetahui keinginan pelanggan. Produk MVP juga berguna dalam mengetahui keinginan pelanggan atau target pasar yang diincar,
- Nilai lebih saat mengajukan proposal bisnis kepada Investor. Dengan menawarkan produk MVP, startup juga bisa memberikan gambaran kepada calon investor terkait gambaran performa atas produk yang ditawarkan sehingga akan mempermudah pertimbangan para calon investor tersebut.
Pertimbangan Saat Merancang MVP
Saat merancang suatu MVP dari usaha yang akan dijalankan, fokuslah pada satu pertanyaan yang paling mendasar: Apakah produk yang kamu tawarkan akan mampu menyelesaikan masalah yang dialami oleh konsumen?
Itu adalah pertanyaan utama yang harus bisa kamu jawab apabila ingin menyusun suatu MVP dari startup yang kamu jalankan, karena hanya itulah yang penting bagi kebanyakan konsumen.
Konsumen atau pelanggan tidak akan terlalu peduli dengan seberapa canggih teknologi apa yang kamu gunakan, seberapa besar gudang yang kamu miliki, seberapa banyak jumlah karyawan, dan lain sebagainya, selama produk tersebut mampu mengatasi masalah mereka.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah menjaga komunikasi dengan para pelanggan ataupun pengguna berjalan dengan baik, sehingga mereka bisa dengan mudah memberikan feedback, dan kamu juga dapat dengan mudah mengolah kritik dan saran yang mereka tersebut ke dalam pengembangan produk selanjutnya.
Startup yang belum menerapkan konsep MVP kemungkinan besar hanya akan mengeluarkan terlalu banyak biaya, entah untuk produksi, riset, dan lain sebagainya, sementara para konsumen kemungkinan tidak sreg dengan produk tersebut.
Karenanya, bagi kamu yang ingin mendirikan startup, cobalah mulai dari sekarang untuk menyusun dan merancang MVP milikmu sendiri dan mempraktekkannya agar bisa langsung memulai dan tidak perlu menunda-nunda lagi.