Dalam bercakap-cakap atau menuliskan suatu kalimat dan juga pernyataan, terkadang kita menggunakan suatu ungkapan atau gaya bahasa tersendiri yang bisa menimbulkan kesan serta makna yang berbeda-beda.
Entah itu menjadi seakan berlebihan, mendramatisir, atau menggunakan kata-kata tertentu yang lebih mudah diasosiasikan oleh seseorng sehingga maksud dan tujuan dari kalimat atau tulisan yang kita buat menjadi lebih mudah dicerna oleh mereka yang mendengarnya atau membacanya.
Penggunaan gaya bahasa atau tulisan tersebut itulah yang kita kenal dengan istilah majas.
Daftar Isi
Apa itu Majas ?
Majas adalah suatu ekspresi atau gaya dari pengucapan atau penulisan suatu kalimat, sehingga akan menimbulkan kesan atau makna tersendiri bagi yang membaca atau mendengarnya, meskipun terkadang terkesan tidak logis atau bahkan tidak sesuai struktur bahasa yang kita kenal.
Akan tetapi, biasanya dengan menggunakan majas, mereka yang mendengar atau membacanya justru akan lebih semakin memahami dan merasakan apa maksud yang ingin disampaikan tersebut.
Pada tulisan kali ini, Asaljeplak akan menginformasikan kepada kamu salah satu jenis majas tersebut, yaitu majas Eponim.
Apa itu Majas Eponim ?
Majas Eponim adalah salah satu jenis majas yang termasuk ke dalam majas perbandingan, yang mana penggunaannya adalah dengan menggunakan nama seorang tokoh, baik nyata maupun fiksi, untuk menamai suatu tempat, penemuan atau benda tertentu, dikarenakan korelasi antara nama tersebut dengan obyek yang dinamai.
Korelasi tersebut bisa dikarenakan seorang tokoh itu merupakan pencipta atau penemu dari suatu obyek yang kemudian dinamai dengan nama dirinya, atau karena aksi atau tindakan yang dilakukan tokoh tersebut mencerminkan suatu obyek.
Contoh Kalimat Majas Eponim
Beberapa contoh kalimat dari majas Eponim yang bisa kamu coba pahami dan pelajari antara lain adalah sebagai berikut:
- Bilangan Avogadro (oleh Amedeo Avogadro),
- Mesin diesel (oleh Rudolf Diesel),
- Penyakit Parkinson (oleh James Parkinson),
- Komet Halley (oleh Edmond Halley),
- Distribusi Gauss (oleh Carl Friedrich Gauss),
- Konstanta Planck (oleh Max Planck)
- Kita harus bisa menjadi cerdas seperti Einstein. (Albert Einstein)
- Para wanita Indonesia harus bisa menjadi Kartini di era modern. (R.A. Kartini)