Berikut ini akan dijelaskan mengenai pengertian Meritokrasi menurut para ahli, ciri-ciri, dan juga jenis Meritokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan.
Meritokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dimana seseorang akan dihargai berdasarkan prestasi dan kinerjanya dan bukan semata-mata karena faktor kekayaan, jenis kelamin, warna kulit, dan lain sebagainya.
Meskipun terlihat “adil”, banyak pihak yang menentang sistem Meritokrasi yang dianggap tidak akan adil bagi mereka yang menjadi kalah bersaing, dan juga tingginya peluang seseorang akan menghalalkan segala cara untuk mencapai prestasi.
Daftar Isi
Asal Kata Meritokrasi
Meritokrasi berasal dari kata merit yang memiliki arti “kebaikan” atau “manfaat”, dan kratos yang berarti “kekuatan”, “kekuasaan”.
Sejarah Meritokrasi
Pencetus Kata
Istilah Meritokrasi pertama kali muncul pada tahun 1958 oleh pakar sosiologi yang bernama Michael Young pada essai satir nya yang berjudul The rise of the meritocracy, 1870-2033: An essay on education and inequality.
Esai tersebut didasarkan pada kecenderungan pemerintah Inggris saat itu, dalam upaya mereka menuju kecerdasan, untuk mengabaikan kekurangan dan atas kegagalan sistem pendidikan untuk memanfaatkan dengan benar anggota yang berbakat dalam masyarakat mereka.
Kerajaan Tiongkok Kuno
Menurut konsensus para pakar, contoh paling awal dari meritokrasi administratif, adalah terkait dengan seleksi penerimaan pegawai negeri pada Negara Tiongkok Kuno.
Konsep ini berasal, setidaknya pada abad ke-6 SM, ketika itu diadvokasi oleh filsuf Cina Confucius, yang menemukan gagasan bahwa mereka yang memerintah harus menjabat karena prestasi, bukan dari status warisan. Ini memulai kebijakan ujian negara yang ketat, dan jabatan di pemerintahan hanya bagi mereka yang lulus tes.
Plato dan Aristoteles
Baik Plato maupun Aristoteles mendukung konsep meritokrasi. Plato dalam bukunya The Republic, dengan alasan bahwa yang paling bijaksana harus memerintah, dan karenanya para penguasa harusnya adalah raja-raja filsuf.
Eropa abad ke-17
Konsep meritokrasi menyebar dari Cina ke Inggris Hindia selama abad ketujuh belas, dan kemudian ke benua Eropa dan Amerika Serikat.
Dengan diterjemahankannya teks Konfusianisme, konsep meritokrasi pun mencapai para intelektual di Barat, yang melihatnya sebagai alternatif dari rezim kuno tradisional Eropa.
Voltaire dan François Quesnay memuji ide Meritokrasi, dengan Voltaire mengklaim bahwa kerjanaan Tiongkok telah “menyempurnakan ilmu moral” dan Quesnay menganjurkan sistem ekonomi dan politik mencontoh dari Tiongkok.
Amerika Serikat abad ke 19
Di Amerika Serikat, birokrasi federal menggunakan Sistem Perumpamaan dari tahun 1828 sampai pembunuhan Presiden Amerika Serikat James A. Garfield oleh seorang pencari kerja yang kecewa pada 1881 membuktikan bahayanya.
Dua tahun kemudian pada tahun 1883, sistem penunjukan ke Birokrasi Federal Amerika Serikat dirubah oleh Undang-undang Reformasi Pelayanan Sipil Pendleton, sebagian didasarkan pada dinas sipil meritokratis Inggris yang telah didirikan bertahun-tahun sebelumnya.
Undang-undang menetapkan bahwa pekerjaan pemerintah harus diberikan atas dasar prestasi, melalui ujian yang kompetitif, daripada hubungan dengan politisi atau afiliasi politik. Itu juga membuatnya ilegal untuk memecat atau menurunkan pegawai pemerintah karena alasan politik.
Australia
Australia mulai mendirikan universitas publik di tahun 1850-an dengan tujuan mempromosikan meritokrasi dengan menyediakan pelatihan dan kredensial lanjutan.
Sistem pendidikan didirikan untuk melayani laki-laki perkotaan dengan latar belakang kelas menengah, tetapi dari asal-usul sosial dan agama yang beragam.
Sistem tersebut semakin diperluas untuk semua lulusan sistem sekolah umum, mereka yang berlatar belakang pedesaan dan regional, dan kemudian ke perempuan dan akhirnya ke etnis minoritas.
Abad ke 20
Singapura menggambarkan meritokrasi sebagai salah satu prinsip panduan resmi untuk formulasi kebijakan publik domestik, menempatkan penekanan pada kredensial akademik sebagai ukuran objektif dari prestasi.
Kelebihan dan Kekurangan Meritokrasi
Suatu sistem pemerintahan yang berhasil diterapkan di suatu negara, belum tentu tepat untuk diadaptasi oleh negara lain, dan itu memang karena dari setiap sistem pemerintahan selalu ada kelebihan dan kekurangannya.
Sama halnya dengan sistem Meritokrasi yang juga memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut:
Kelebihan Meritokrasi
- Semua individu memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan prestasi, tanpa memandang status, jenis kelamin, warna kulit, dsb.
- Mengurangi praktik korupsi, kolusi dan nepotisme
- Individu akan merasa dihargai
- Indfividu akan bekerja keras untuk menjadi yang terbaik
Kekurangan Meritokrasi
- Puncak kepemimpinan akan dipimpin para “elit” yang jumlahnya pun sedikit.
- Kebebasan politik dan individu akan berkurang karena semua “dipaksa” untuk bekerja keras untuk dapat mendapatkan penghargaan yang setimpal.
- Mereka yang lahir di keluarga berada dengan fasilitas pendukung yang lengkap akan lebih mungkin sukses di dalam sistem pemerintahan ini dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu, jadi bisa dibilang sistem ini agak tidak adil.
Kemungkinan besar Meritokrasi baru akan sukses diterapkan di suatu masyarakat yang sudah setara tingkat edukasi dan kesejahteraannya, sehingga semua bisa bersaing dengan adil tanpa ada kesenjangan.
Negara-negara yang menganut sistem Meritokrasi
Beberapa negara yang menjalankan sistem Meritokrasi baik yang menyeluruh atau hanya dalam beberapa aspek saja antara lain adalah:
- Amerika Serikat
- China
- India
- Singapura
- Inggris
- Ekuador
- Australia