“Elo serius mau jadi pacar gua?”, tanya Merry kepada Beni.
“Serius banget, Mer, gua sayang banget ama elo”, jawab Beni dengan mimik muka yang menunjukkan kesungguhan dan ketulusan perasaannya terhadap Merry. (Tapi itu menurut Beni, kalau kalian semua melihat muka dia sekarang, benar-benar nggak beda jauh dengan anak monyet yang lagi pengen netek sama induknya).
Meri terdiam. Dari wajahnya terlihat dia sedang memikirkan jawaban atas pernyataan cinta Beni (atau memikirkan cara menolak yang halus hehehehe).
Tanpa pikir panjang dan tampak terburu-buru, Beni kembali berusaha meyakinkan Meri.
“Kalau elo menerima gua, apapun yang elo minta pasti gua kasih, Mer..”,
Jurus gombal ala Beni. Sejujurnya sih, dia memang anak orang kaya, dan pernyataannya yang tadi itu pasti 100% akan dipegang. Lagipula, apabila Meri menerima Beni, Meri akan menjadi pacar pertama Beni sepanjang perjalanan hidupnya hingga kuliah tahun kedua ini.
Meri mulai berpikir. Apakah Meri harus jadi cewek matre, tetapi menghabiskan hari-harinya bersama mahluk yang merupakan perwujudan dari siluman gorila (Beni) dan hari-harinya dihabiskan dengan menahan mual dan muntah ataupun malu, ataukah Meri lebih baik hidup dengan berhutang sana-sini, miskin papa, menderita, kelaparan….
Agak lama Meri memikirkan jawabannya, wajahnya tampak serius sekali. Sementara Beni dengan mimik muka penuh harap, keringat dingin yang bercucuran dari wajah, leher, ketiak, dan daerah-daerah sensitif lainnya, masih dengan sabar menunggu jawaban dari Meri.
Tiga puluh menit berlalu….
“Ya, gua mau”, Meri akhirnya menjawab juga setelah melalui perjalanan yang sangat panjang.
“Se…serius, Mer?”
Meri mengangguk-angguk.
“YESSSSS!!!!”, Beni melompat-lompat kegirangan, bersalto kedepan dan kebelakang, mengeluarkan suara-suara aneh dari mulutnya, kentut sembarangan, dan ditengah luapan kegembiraan itu, Meri tiba-tiba berkata.
“Tapi elo mau menepati janji lo kan? Kalau lo bakal penuhi semua permintaan gua?”
Beni berhenti bergerak dan dengan muka yang tulus dia berkata kepada Meri
“Iya, Mer, gua janji, apapun yang elo minta akan gua penuhin…”
“Kalau begitu, gua punya satu permintaan…”, Meri berkata sambil menatap Beni.
“Apakah permintaanmu, wahai sayangku??”, Beni mulai berani berpuitis-ria.
“Kita putus ya”, ujar Meri, kemudian berlalu meninggalkan Beni.
Alunan biola seakan mengiringi kesedihan Beni, yang saat ini hanya terdiam membeku….
Catatan si Beni :
“ Gila, saat itu gua shock berat, sekali-kalinya berani nembak cewek, eh malah ditolak dengan cara yang sangat sangat tidak manusiawi… buat kaum hawa, contoh diatas jangan ditiru ya, soalnya rasanya nggak ada enak-enaknya.Gue merasa seperti diculik King-Kong, dibawa keatas gedung bertingkat yang paling tinggi, terus dilempar ke dasar gedung. Lalu si King-Kong lompat dari atas gedung dan menindih gua… hiks hiks, coba bayangkan bagaimana sakitnya… hiks hiks….
Kalau dilihat dari positifnya, setidaknya gua udah jadi mantannya Meri secara De Facto.. eh, De Jure ya? Aaah, gak tau, terserah mau De apaan kek… oke, lanjut, kalau udah jadi mantan kan berarti gua bakal dapet “jatah mantan”, dan segala bentuk otoritas yang tidak dimiliki oleh orang-orang yang ditolak secara langsung. Nah, pertama-tama gua jelasin dulu, apa sajakah hak-hak yang dimiliki seorang mantan :
1. Hak untuk mengajak ‘balikan’
2. Hak untuk cemburu pada setiap laki-laki yang mendekati mantan kita (dalam hal ini, Meri)
3. Hak untuk masih bisa ngajak jalan
4. Hak untuk masih bisa, paling tidak merangkul dan membelai mantan kita (hehehe)
Dengan catatan, hak tersebut berlaku apabila kita putus secara baik-baik. Nah, dari contoh kasus gua diatas, gua putusnya baik-baik kan? Jadi hak tersebut bisa gua pakai dan merupakan kewajiban Meri, yaitu sebagai mantan gua, untuk memenuhi hak-hak gua tersebut… “
Catatan si Ardha :
“ Dasar goblok lu, Ben, kalau begitu, kenapa nggak elo tanya aja ke seseorang yang elo suka, “eh, lo mau jadi mantan gua, nggak?” daripada repot-repot pedekate… Betul nggak, Ben?”
Catatan si Beni :
“Ide lo bagus banget, Dha,brilian!!! gua coba ke target gua berikutnya, ah…..”
Catatan si Ardha :
“????????? Dasar guooblook!!!!”
1 komentar untuk “Beni Mencari Cinta…(laura???) part 1”
nice light story….
like it!
tp terpengaruh hilman yaaa…lucu2…
keep it up…