di suatu malam yang cerah, seorang teman tiba-tiba bertanya (entah butuh jawaban ataupun sekedar retorika)…
” ada apa sih dengan cewek dan mantannya?? kesel gua…”
kebetulan temen gw ini cowok, jadi yang dibahas adalah mengenai cewek. Dia mempertanyakan kehadiran mantan pacar yang merusak hubungan dia dengan seorang wanita, karena ternyata wanita tersebut tidak bisa lepas dari mantannya…
hmm,, masalah klasik, begitu pikir gw, dan hanya bisa tertawa kecil mendengar pertanyaan (atau keluhan?) dari temen gw tersebut. Setelah gw berpikir lebih lanjut, tiba-tiba gw mendapat ide sok keren untuk membahas teori pacaran klasik ini mengenai mantan pacar.
Arti dari mantan sendiri menurut kamus besar bahasa Indonesia versi gw (100% asal) mempunyai pengertian sebagai “seseorang yang pernah menjadi…” atau “sudah tidak lagi menjadi….”
Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian mantan pacar itu sendiri adalah “seseorang yang pernah menjadi pacar” atau “sudah tidak lagi menjadi pacar”.
Mengapa ini menjadi masalah di sebagian besar hubungan pacaran? Asaljeplak akan berusaha memberikan analisa terbaiknya (100% asal) agar kita dapat memahami dan mengerti, bagamana psikologis seseorang dengan mantan pasangannya, dan mudah-mudahan dapat mendapatkan solusi terbaik.
Pertama-tama, kita analisa terlebih dahulu, apa saja penyebab kegagalan hubungan dalam pacaran, yang menyebabkan status keduanya menjadi mantan :
1. Putus karena tidak ada kecocokan. Wajar suatu hubungan mengalami ketidakcocokan, karena manusia pada dasarnya tidak sama, dan di balik setiap kecocokan pasti ada perbedaan.
2. Putus karena perbedaan keyakinan. Kalau yang satu yakin, tetapi yang lainnya tidak yakin, tentu saja tidak akan membuat suatu hubungan berhasil, malah akan menyebabkan masalah di kemudian hari.
3. Putus karena pihak ketiga. Ini masalah yang cukup pelik dikarenakan adanya kehadiran orang ketiga dalam suatu hubungan, yang tentu saja menyebabkan permasalahan kepada pembagian waktu luang dan perhatian.
4. Putus karena tidak disetujui orang tua. Ya sudahlah, kalau ngelawan ntar kualat lho…
Setelah menganalisa penyebab putusnya suatu pasangan dalam pacaran, kita juga perlu melihat variabel- variabel lain seperti lamanya pacaran, intensitas pacaran, dan juga ketertarikan secara fisik antar pasangan.
Variabel-variabel ini mempunyai pengaruh besar dalam menentukan seberapa besar pengaruh yang dapat diberikan oleh si mantan untuk masih mengganggu kehidupan sosial mantan pasangannya. Ya, benar, variabel-variabel tersebut mempunyai faktor penentu yang sangat besar. Seberapa besar? Ini jawabannya :
1. Lamanya Pacaran. Semakin lama semakin sulit untuk melepas sesuatu yang pernah kita miliki. Hal ini berlaku juga dalam hal pacaran.
2. Intensitas pacaran. Semakin intens hubungan seseorang dengan pasangannya di masa lalu, akan semakin sulit untuk merelakan (halah dangdut). Variabel ini masih berkaitan dengan variabel nomer 1.
3. Ketertarikan Fisik. Jujur saja, akan lebih sulit melepas seseorang yang mempunyai kadar fisik yang lebih dari manusia biasa pada umumnya. Ini berpengaruh pada faktor kebanggaan seseorang pada fisik pasangannya, yang mungkin masih membekas meskipun sudah putus.
Dari ketiga variabel tersebut, tidak akan valid penjelasan yang diberikan apabila tidak meninjau faktor-faktor penyebab berakhirnya suatu hubungan (-putus, red.), karena antara penyebab putus dan ketiga variabel tersebut mempunyai tingkat korelasi yang tinggi dan berdampak pada hasil yang diakibatkan.
Sampai di sini, ada pertanyaan ?
7 komentar untuk “mantan oh, mantan… (part 1)”
Salam kenal ma pemilik blog ini,maaf saya tidak tahu nama anda coz saya terlalu fokus dengan artikel anda tentang “Mantan..oh mantan..”,kebetulan saya punya problem yang berkaitan.Langsung saja saya mulai:
Berawal ketika aku kenal ma cewek yang notabene dia udah punya cowok,tapi dia jalin hubungan jarak jauh.Aku PDKT ma dia,singkat cerita dia nerima aku lalu kami jalani hubungan.Tapi dia masih tetep ma cowoknya,yang emang sudah aku ketahui dari awal.Aku anggap itu resiko,lagipula aku gak begitu serius.Lama kelamaan hubungan ini membuat aku enjoy,di sisi lain aku merasa sakit ketika cowoknya ngubungin dia saat bersamaku.Akhirnya aku mutusin buat ngasih dia pilihan,pilih aku atau cowoknya.Ternyata dia gak mau milih,akhirnya aku gak tahan lalu aku ngubungin cowoknya dan terus terang soal hubungan kami,hasilnya dia di putusin ma cowoknya dan dia gak milih aku juga…
Beberapa hari kemudian dia minta balik ma aku,katanya dia baru sadar ternyata dia sayang banget ma aku.Aku terima dia dengan syarat dia mau melupakan semua masa lalunya,termasuk ganti nomer hp agar dia atau mantannya gak lagi komunikasi yang tentunya membuat aku sakit.Tapi dia gak mau dengan alasan nomer itu sudah lama banget dia pake,kalau pun dia ngubungin mantannya hanya sekedar hubungan pertemanan sekaligus ingin menebus kesalahan terhadap mantannya.Karena aku sayang ma dia,aku ngijinin tapi dengan syarat hubungannya dengan mantannya di ketahui olehku.Tidak sampai satu bulan ternyata dia ngingkari janjinya dengan ngubungin mantannya di belakangku,bahkan bela-belain bohong ma aku.Aku merasa sakit dan marah banget.Hal itu terjadi berulangkali,dan setiap itu terjadi di saat aku marah dia balik marah dengan seribu alasan.Sampai suatu hari dia mau ganti nomer,tapi tetap aja gak berapa lama terulang lagi.Akhirnya aku sama sekali melarang dia berhubungan lagi dengan mantannya,hingga aku ngajak dia nikah.Dia mau menikah denganku dan bersedia melupakan semua masalalunya termasuk kenangan – kenangannya dengan mantannya.
Selama beberapa bulan kami jalani pernikahan dengan bahagia,aku mulai melupakan rasa sakitku sedikit demi sedikit dan mulai percaya lagi ma dia yang dulunya aku selalu curiga.Lagi-lagi itu gak bertahan lama…Suatu hari dia ketahuan ternyata dia masih menyimpan foto mantannya.Untuk yang kesekian kalinya aku merasa sakit banget.Aku bingung,aku pengen ninggalin dia tapi aku sayang,lagi pula kami udah menikah.Di mata keluarga kami,seolah-olah kami tidak pernah ada masalah.Dan aku gak punya alasan kuat andai aku harus menceraikannya,tentunya pihak keluarganya gak bisa terima.
…Sebenarnya aku hanya ingin gimana caranya dia bisa bener – bener sadar bahwa aku sangat menyayanginya dan perbuatannya sangat membuatku sakit.Aku sangat menyesali kenapa dia milih aku jika akhirnya mesti kayak gini?
Buat para pembaca,khususnya penulis..tolong berikan aku solusi coz aku udah hampir gak kuat lagi menanggung semua ini.Terimakasih…
Binyu
Probolinggo
hmm, makasih untuk sharing-nya sodara binyu,, saya akan coba sebisa mungkin kasih analisa dan mudah2an bisa ngasih alternatif solusi, tapi kalau nantinya ada pendapat2 saya yang kurang berkenan, mudah2an saudara binyu tidak tersinggung karena saya tidak mengenal karakter istri anda bagaimana.
Anda mengetahui bahwa istri anda masih menyimpan foto mantannya, lalu anda jadi teringat kembali sakit hati yang anda rasakan sewaktu pacaran dulu. Maaf sebelumnya, tapi saya lihat anda ini pada awalnya cukup egois ya? (tolong jangan anggap egois itu buruk, karena pada dasarnya manusia itu egois tapi kadarnya beda2)
Kenapa saya bilang anda begitu? karena dari awal dulu, anda mendekati wanita yang sudah mempunyai pacar dan anda sudah tahu resikonya. senyaman apapun anda dengan wanita itu, semestinya anda sudah memikirkan kemungkinan resiko2 itu terjadi, apalagi anda tetap setuju sewaktu dia mau jadi pacar anda tanpa dia memutuskan pacarnya.
Anda memutuskan untuk mengedepankan keinginan anda. Mungkin istri anda pada awalnya juga sama dengan anda, yaitu menjalani hubungan yang tidak serius, dan seiring berjalannya waktu dia pun juga merasa nyaman dengan anda, tapi sampai pada satu titik dimana anda mulai membuat dia bingung, dimana anda memaksa dia untuk memilih antara anda atau pacarnya. Kemudian ditambah lagi dengan anda memberitahukan hubungan anda kepada pacar dari istri anda itu. Perlu anda ingat, pada saat anda memutuskan untuk menceritakan hubungan anda kepada pacar istri anda tersebut, yang disakiti disini bukan hanya anda saja, tetapi juga pacar dari istri anda.
Istri anda pada saat itu pasti pikirannya bingung dan pusing, karena mungkin awalnya dia hanya ingin bersenang-senang dengan anda (tidak serius, -red.), tetapi tuntutan anda memaksa dia untuk memilih, dan awalnya dia tidak bisa meskipun pada akhirnya dia pun memutuskan untuk memilih anda, meskipun tetap tidak mau memenuhi syarat yang anda berikan.
Dia tetap berhubungan dengan mantannya tanpa sepengetahuan anda, entah karena dia tidak mau rugi atau dia ingin menjaga perasaan anda, atau keduanya.
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan disini, pertama, anda awalnya egois dengan memaksa istri anda memilih antara anda atau pacarnya. Kedua, istri anda tidak cukup tegas dalam pilihan yang dibuatnya (bagaimana kalau anda di posisi dia?). Ketiga, anda merasa terintimidasi dengan mantan pacarnya (kenapa? sekarang istri anda sudah secara sah milik anda kan?).
Solusi (diplomatis) yang bisa saya tawarkan disini adalah, pertama, anda bicarakan hal ini dengan istri anda, mintalah dia jujur, dan cobalah untuk tidak emosi dengan jawaban apapun yang diberikan istri anda, dan coba cari solusi bersama dengan kepala dingin (ini memang susah, saya tahu kok), karena mungkin alasan istri anda secara diam-diam masih berhubungan dengan mantannya adalah karena dia tidak ingin melihat anda marah2, atau sedih, atau sakit, yang ditunjukkan dengan reaksi berlebihan (padahal mungkin memang istri anda cuma sekedar silaturahmi dengan mantannya). Cobalah untuk memahami dan mengerti perasaan Istri anda, tetapi ingatkan dia terhadap posisi dia sekarang, yaitu sebagai Istri anda.
Lalu, ini pertanyaan2 yang harus anda cari jawabannya, kenapa dulu anda memutuskan untuk menerima dia kembali? dia dari awal menunjukkan kalau dia tidak bisa setia terhadap pasangannya, menunjukkan bahwa dia tidak bisa konsisten dengan keputusannya, dan itu berarti bahwa dia mungkin akan melakukan hal yang sama terhadap anda. Saya tahu bahwa anda pada saat itu anda masih ingin memberi dia kesempatan, tetapi setelah sekian kali dia gagal membuktikan kepada anda, adakah alasan lagi untuk mempertahankan hubungan anda? Adakah kemungkinan membicarakan masalah ini dengan orangtua/pihak keluarga (kakak, adik) istri anda? adakah kemungkinan berbicara enam mata dengan anda, istri anda, dan mantannya (apabila ternyata istri anda masih berhubungan dan tidak sekedar menyimpan foto mantannya)? apakah salah menyimpan foto dari seorang mantan (apalagi karena perasaan Istri anda kepada mantannya mungkin belum sepenuhnya hilang , dan anda dulu yang merebut dia dari pacarnya, jadi tolong jangan menyalahkan semua kepada dia, karena bisa jadi anda juga akan melakukan hal yang sama apabila di posisi istri anda).
Istri anda mau mencoba menjalani hubungan dengan anda, tentunya bukan tanpa alasan, tetapi perlu diingat bahwa untuk mengubur kenangan-kenangan itu merupakan hal yang sulit. Cobalah membantu istri anda melupakan mantannya, jangan terlalu mengekang dan emosional yang mungkin akan membuat istri anda mengingat mantannya kembali, dan coba berikan yang terbaik kepada istri anda, dan tunjukkan bahwa anda adalah lelaki yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan (ini yang menilai istri anda, anda bisa mulai dengan berkata kepada Istri anda, bahwa anda sangat mencintai dia dan akan memberikan yang terbaik untuknya)
kalau anda masih terganggu dengan istri anda yang masih menyimpan foto mantannya, apakah ini menunjukkan bahwa cinta anda tulus? saya rasa tidak. karena apabila anda benar2 dan sungguh2 mencintai Istri anda, anda tidak akan peduli akan hal itu. Sakit yang anda rasakan sekarang adalah hasil dari sifat egois dan posesif yang tanpa sadar masih menguasai pikiran anda. (ini sifat natural manusia, dan saya tidak sedang memojokkan anda).
bagaimana? mudah2an membantu.
Terimakasih atas solusi yang anda berikan..tapi sepertinya saya perlu menambahkan informasi tentang masalah saya.Karakter istri saya seorang cewek yang egois,(meskipun menurut anda saya juga egois,khususnya dalam masalah ini), karena latar belakang didikan orang tua (bapak) yang keras (saya tahu ini dari sepupunya yang sangat dekat dengannya).Di lingkungan keluarganya dia penurut dan jarang keluar rumah,tapi di luar (di kampusnya,kerna dia masih kuliah semester 7) sangat bertolak belakang. Saya sadar dengan keegoisan saya,saya juga menyadari itu dari awal.Saya ngijinin dia komunikasi dengan mantannya dulu, berharap saya bisa jadi bagian dari pertemanan mereka,karena saya juga sempat ngobrol/minta ijin sama mantannya saat mau ngelamar dia.Manntannya setuju dan mendukung saya.Istri saya juga tahu itu.Yang sangat saya sesalkan di sini dan membuat saya sakit,kenapa dia harus sembunyi – sembunyi padahal saya pernah bahkan sering membicarakan hal ini baik – baik.Satu hal lagi yang mungkin perlu saya informasikan bahwa mantannya ternyata hanya mainin dia (yang saya tahu dari sepupunya dan orang skitar yang pernah tahu hubungan dia dengan mantannya,terbukti sekitar 2 tahun mereka hubungan,kurang lebih 1 bulan bertemu langsung selebihnya hanya lewat telpon karena tiba – tiba mantannya ninggalin dia tanpa alasan yang jelas balik ke kampung halamannya di jawa barat,sementara dia tinggal di jawa timur.Sampai dia ketemu dan menikah dengan saya pun istri saya tidak mengetahui secara pasti status dan latar belakang mantannya.Dan saya mendekati dia juga karena saran sahabatnya yang tidak terima dia diperlakukan seperti itu,kebetulan waktu itu saya lagi jomblo dan lama tidak pacaran karena sempat kecewa sama cewek gara – gara pernah jalin hubungan seriu yang gagal.Kebetulan juga kisah mantan saya mirip dengan istri saya,sama – sam luar propinsi dan hanya bertemu dalam waktu yang singkat selebihnya jarak jauh,pun saya juga tidak mengetahui secara pasti latar belakang mantan saya,bedanya saya sudah putus dalam jangka waktu yang lama hingga akhirnya ketemu istri saya,sementara saya satu propinsi dengannya).Pointnya di sini adalah saya merasa di perlakukan tidak adil karena saya yang begitu sayang dan tulus tapi dia rela mengorbankan perasaan saya demi orang yang udah nyakitin dia.Kalaupun saya memaksakan itu juga karena dia tidak memanfaatkan kesempatan dan toleransi yang selalu saya berikan.Kenyatannya setiap kali dia mengkhianati saya lah yang selalu memaafkan,mengalah dan seolah – olah tidak pernah terjadi masalah.Kalau saya marah,dia balik marah dan berbuat nekat,bahkan dia berani ambil resiko.Itu yang membuat saya kalah karena saya sayang dia.Di sisi lain hati saya sakit di perlakukan kayak gini.Mengenai foto ataupun kenangan – kenangannya saya tidak pernah melarang dia selama dia mau jujur,tapi kenyataannya dia tidak pernah terbuka dan mengingkari kesepakatan yang telah kami buat.Justru saya ingin membantu dia melupakan semua kenangannya dengan membuang semua benda atau apapun yang bisa mengingatkan dia terhadap mantannya,seperti yang saya lakukan terhadap mantan saya.Jika saya bicarakan baik – baik dan meminta dia terbuka apa maunya,dia hanya diam seribu bahasa.Lagi – lagi saya mengalah.Intinya jika dia berbuat salah,dia tidak mau di salahkan.Saya bingung gimana caranya dia bener – bener sadar dan mau terbuka sama saya,karena saya adalah suaminya,orang yang dia pilih sebagai pendamping hidupnya.
Terimakasih atas saran dan nasehatnya.
hmm, jadi lebih jelas lagi masalahnya nih hehehe…
yang ingin saya tanyakan, apa yang membuat anda sayang dengan istri anda? mengingat perlakuan dia yang anda rasa tidak adil terhadap anda? karena kadang-kadang diri kita ini sulit membedakan antara perasaan sayang, posesif saja, atau hanya karena kebiasaan yang berlangsung lama. Anda lah yang bisa menjawabnya, dan mengingat istri anda masih kuliah (yang saya tangkap dari cerita anda begitu), mungkin di dalam diri dia masih ada sifat ingin “main-main”, tidak dalam konotasi negatif, dan ingin menikmati kebebasan yang dia dapatkan.
yang saya tangkap, perilaku istri anda itu disebabkan oleh terkekangnya dia di dalam keluarganya dan sebenarnya dia sendiri sudah jenuh dengan aturan2 di rumahnya, sehingga menikah dan tinggal bersama orang lain adalah salah satu jalan keluar, ditambah lagi anda yang selalu menuruti kemauannya membuat istri anda agak sedikit (maaf), “ngelunjak”. Dan pada dasarnya istri anda itu sepertinya orang yang keras kepala.
Saran saya, cobalah bersikap tegas. Apabila dia menntang apabila anda marah lalu kemudian berbuat nekat dan ambil resiko, itu contohnya apa? senekat apa? se-beresiko apa? apabila itu masih dalam taraf yang tidak berbahaya bagi dirinya, saya sarankan anda biarkan saja. Karena saya lihat sepertinya dia benar-benar memanfaatkan “kelemahan” anda yang selalu mengalah untuk dia. Saya jadi penasaran mengenai hubungan anda dengan istri anda di luar masalah-masalah ini. Mungkin karena tujuan istri anda menikah dengan anda adalah supaya dia bisa bebas dari aturan2 orang-tuanya, jadinya dia mengharapkan anda sebagai seseorang yang memberikan dia kebebasan.
Mungkin suatu saat sifat istri anda ini akan mereda dengan sendirinya, dengan syarat anda harus sabar dalam menghadapi dia. Alternatif lainnya, cobalah anda bicarakan dengan mantan pacar istri anda, tentunya tanpa emosi tinggi. Atau anda bisa bicarakan dengan orang-tuanya mengenai sikap anak mereka. Apakah anda pernah mencoba mengancam istri anda untuk mengembalikan dia kepada orangtuanya? mungkin ini manjur mengingat istri anda sepertinya tidak betah dengan aturan2 di rumahnya. Atau, apabila anda tidak dapat bertahan lagi, anda bisa mengambil jalan terakhir (cerai.-red) yang sebisa mungkin dihindari selama masih bisa dicari solusi.
semoga bermanfaat dan memberi solusi, saya bukan pakar, saya pun hanya memberi saran-saran berdasarkan pengalaman pribadi dan pergaulan saya, tetapi saya harap bisa membantu anda dalam menghadapi masalah-masalah anda.
Sekali lagi terimakasih atas respon dan perhatian anda terhadap masalah saya.Sekarang saya bisa lebih sedikit lega dengan saran dan masukan yang anda berikan,membuat saya berpikir tidak hanya menilai dia dari sudut pandang saya saja,tapi orang lain termasuk anda.
Pernah sih dulu saya mengancam akan mengembalikan dia orang tuanya,gara – gara dia bersikeras tidak mau diajak ke dokter.Akhirnya dia nurut.
Adapun kenekatannya ialah dia kadang gak peduli,seperti gak mau makan (padahal dia punya penyakit mah akut,yang membuat saya khawatir dan hal – hal lain yang membahayakan dirinya sendiri),sedangkan dalam hal berani ambil resiko,contohnya ketika saya ngancem saya bakal ninggalin dia.
Setelah membaca masukan – masukan anda saya mulai memperhatikan hal – hal yang selama ini tidak terfikirkan,seperti alasan dia memilih menikah dengan saya.Meskipun saya masih belum menemukan jawaban pasti,setidaknya saya punya arah tujuan darimana saya mulai mencari tahu.Memang selama ini saya masih belum pernah berbicara langsung dengan orang tuanya.
Sekali lagi terimakasih,dan saya minta maaf apabila tata bahasa dan tulisan saya kurang sopan atau tidak mematuhi aturan.Dan saya juga minta maaf jika harus merepotkan anda dengan masalah pribadi saya.Meskipun anda bukan pakar,tapi bagi saya jawaban dan masukan anda membuat saya puas.Terimakasih.
wah, senang sekali kalau saya bisa membantu, mudah2an masalah anda cepat terselesaikan dan anda bisa membina rumah tangga yang harmonis dengan istri anda 🙂
saya juga minta maaf kalau2 ada perkataan saya yang terkesan “sok tau”, dan saya sejujurnya malah senang ada yang mau berbagi cerita di blog saya (mengingat blog ini cukup sepi comment, mungkin karena judulnya aja asaljeplak jadi orang mikir yg punya blog pasti asall hehehehe)
apabila anda punya masalah lain yang ingin di-sharing silahkan saja, tidak usah sungkan2 kok 🙂
sama2 saya ucapkan terima kasih untuk anda, dan semoga masalahnya cepat terselesaikan, amin.
good advisor… (thumbs up)