Berikut ini akan Asaljeplak berikan penjelasan mengenai salah satu gangguan kejiwaan kronis yang disebut dengan Schizoprenia.
Kembali lagi pada seri psikologi dan kesehatan, kali ini Asaljeplak akan membahas mengenai definisi, gejala, penyebab, serta alternative terapi dan pengobatan bagi mereka yang mengidap Skizofrenia.
Sebelumnya,
Daftar Isi
Apa itu Skizofrenia ?
Skizofrenia merupakan salah satu penyakit kejiwaan yang tergolong kronis dan berbahaya, dimana seseorang yang mengidap skizofrenia akan mengalami perubahan-perubahan, mulai dari pola pikir, perasaan, serta perilaku.
Skizofrenia umumnya bisa terjadi pada saat remaja hingga awal-awal masa dewasa, yaitu antara usia 16 tahun hingga 30 tahun, dan bahkan dalam kasus yang langka, bisa diderita oleh anak-anak.
Laki-laki lebih mungkin untuk menderita skizofrenia pada usia muda ketimbang wanita, dan biasanya seseorang yang menderita skizofrenia tidak sadar telah memiliki gangguan ini sejak lama, meskipun dalam kasus langka, skizofrenia bisa muncul dan berkembang dengan cepat
Seseorang sendiri baru bisa dikategorikan sebagai penderita skizofrenia apabila tes yang dilakukan terhadap penyakit-penyakit kejiwaan lainnya sudah dilewati atau dianggap tidak ada.
Lalu,
Gejala-gejala skizofrenia
Karena skizofrenia ini merupakan salah satu gangguan yang menyerang pikiran, banyak dari penderitanya, terutama yang jarang mengungkapkan apa yang mereka lihat dan rasakan, terlambat untuk dideteksi menderita penyakit ini.
Dan banyak pula dari penderitanya yang menolak untuk diobati karena merasa tidak ada yang salah dari diri mereka. Dan ini lagi-lagi dikarenakan penyakit ini menyerang pikiran penderita, yang membuat kesan seakan-akan selama ini yang mereka lihat, lakukan, dan pikirkan itu adalah sesuatu yang benar.
Tanda-tanda atau gejala skizofrenia akan bervariasi pada masing-masing individu, tetapi secara umum, gejala skizofrenia dibagi menjadi 4 kategori yaitu:
- Gejala Positif
- Gejala Negatif
- Gejala Kognitif, dan
Yang pertama adalah
- Gejala Positif
Jangan tertipu dengan nama kategorinya ya, karena justru gejala inilah yang paling bisa berdampak bagi kehidupan si penderita dan orang-orang di sekitarnya.
Apabila digolongkan sebagai Skizofrenia Positif, maka ai penderita skizofrenia tersebut akan lebih megalami hal-hal yang bersifat psikotik, seperti :
- Delusi
- Halusinasi
- Gangguan pada cara berpikir
- Gangguan pada gerakan atau tindak tanduk
Delusi merupakan suatu keyakinan yang kuat akan sesuatu, meskipun sesuatu tersebut tidak benar, dan fakta-fakta yang ada juga bertentangan dengan keyakinan tersebut.
Pada penderita skizofrenia, delusi yang dialami biasanya cenderung bersifat paranoid, misalnya, mereka pikir rumah mereka disadap oleh pemerintah, atau mereka pikir mereka diikuti oleh sekelompok orang yang jahat, dan lain sebagainya.
Pada saat delusi paranoid ini terjadi, umumnya penderita skizofrenia akan sangat ketakutan dan mencari tepat persembunyian, atau panic dan bersiap-siap melindungi diri sendiri.
Sementara pada halusinasi, yang umum dialami oleh penderita skizofrenia adalah halusinasi jenis auditory alias suara, dimana para penderita skizofrenia akan mendengar suara-suara di dalam pikirannya, yang terkadang meminta si penderita untuk melakukan sesuatu seperti membunuh, atau mengkomentari aksi yang dilakukan oleh penderita, dan lain sebagainya.
Kemudian gangguan pada cara berpikir dapat mengakibatkan si penderita skizofrenia berbicara dengan pola yang tidak teratur alias bisa mudah berganti-ganti topic dan tidak terstruktur layaknya orang normal.
Lalu kemudian gangguan pada gerakan atau tindak tanduk, misalnya seperti melakukan aktivitas yang tidak umum dilakukan, atau mudah tersinggung tanpa sebab, bersifat kekanakan, tiba-tiba diam dan tidak peduli keadaan sekitar tanpa sebab, dan lain sebagainya.
Lalu selanjutnya adalah
- Gejala Negatif
Yang tergolong pada gejala ini lebih mengarah kepada pola pikir, perilaku, serta emosional dari penderita skizofrenia, dimana ada 3 hal yang umum terjadi pada penderita, yaitu:
- Flat Affect
- Alogia, dan
- Avolition
Yang dimaksud dengan Flat Affect di sini adalah si penderita cenderung tidak memiliki respons serta ekspresi emosional saat sedang senang, sedih, dan lain-lain.
Kemudian yang dimaksud dengan Alogia di sini adalah keterbatasan si penderita dalam berbicara, alias “irit bicara”, dan tidak bisa menanggapi suatu pembicaraan secara spontan.
Lalu selanjutnya, yang dimaksud dengan Avolition atau Avolisi di sini adalah ketidakmampuan penderita dalam menginisiasi dan berpartisipasi pada aktivitas atau kegiatan yang berorientasikan tujuan alias memiliki objektif tertentu.
Mulai dari hal umum seperti memakai baju sendiri, bekerja di kantor, atau menyiapkan makanan sendiri, hingga kepada hal-hal yang bersifat social seperti ngumpul atau hangout dengan teman-teman dan lebih sering menyendiri di dalam rumah.
Lalu selanjutnya adalah
- Gejala Kognitif
Gangguan pada kemampuan kognitif merupakan yang sering dianggap sebagai ciri utama penderita Skizofrenia, yaitu hilangnya kemampuan si penderita dalam mengolah informasi dan menerapkannya.
Gangguan tipe ini akan sangat menurunkan kualitas hidup dari si penderita, dikarenakan pengolahan informasi serta penerapan suatu pengetahuan adalah hal yang paling sering dilakukan dalam kehidupan manusia.
Bahkan hal paling dasar seperti “berbicara” merupakan suatu proses dari pembelajaran akan teknik berbicara, yang kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Yang tergolong dalam gangguan ini mencakup banyak hal, mulai dari kemampuan dalam berbicara seperti yang telah disebutkan tadi, kemudian kesulitan dalam mengingat sesuatu, memberikan perhatian terhadap sesuatu hal, dan juga kesulitan untuk mempelajari suatu hal atau ilmu.
Melihat gejala-gejala yang bisa dibilang kronis atau akut tersebut, tentunya membuat kita bertanya,
Kenapa seseorang bisa menderita Skizofrenia ?
Para ahli berpendapat bahwa ada beberapa factor yang dapat menyebabkan seseorang menderita Skizofrenia, yaitu:
- Faktor Genetis atau Turunan
- Ketidakseimbangan zat kimia pada otak
- Hubungan keluarga, dan
- Faktor Lingkungan
Faktor Genetis berarti bahwa penyakit tersebut diturunkan oleh anggota keluarga, dalam hal ini bisa orang tua atau kakek nenek atau diatasnya lagi dari si penderita. Kemungkinan hal ini terjadi adalah sekitar 10% terutama apabila orang tua penderita juga mengidapnya.
Lalu factor ketidakseimbangan zat kimia pada otak juga mungkin terjadi apabila penderita dideteksi memiliki ketidakseimbangan pada zat dopamine, dan juga serotonin.
Kemudian untuk factor hubungan keluarga sebenarnya belum dapat dipastikan oleh para ahli, tapi dalam beberapa kasus, pasien yang menderita skizofrenia menyatakan bahwa factor tensi yang terjadi dengan keluarganya terkadang menjadi pemicu kambuhnya penyakit skizofrenia tersebut.
Lalu yang terakhir adalah factor lingkungan, dimana factor yang inipun belum dapat dibuktikan, tetapi banyak hal yang terjadi di dalam lingkungan si penderita yang bisa dihubungkan dengan penyakit tersebut.
Beberapa hal dari lingkungan yang bisa dihubungkan dengan Skizofrenia diantaranya adalah:
- Penggunaan ganja atau LSD
- Kejadian traumatis yang terjadi saat kecil
- Komplikasi dan kekurangan nutrisi pada saat sedang dalam kandungan
- Komplikasi saat penderita dilahirkan, serta
- Faktor-faktor psikologis lainnya yang terjadi di ligkungan penderita
Nah, setelah kita tahu definisi, gejala, serta apa yang menyebabkan seseorang menderita Skizofrenia, selanjutnya adalah
Bagaimana cara mengobati seseorang yang menderita Skizofrenia?
Dikarenakan banyak factor yang belum bisa dipastikan, pengobatan yang dilakukan untuk para penderita Skizofrenia biasanya difokuskan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.
Obat-obatan berjenis anti-psikotik atau Neuroleptik adalah yang paling umum diberikan kepada penderita Skizofrenia.
Selain pengobatan secara medis, penderita Skizofrenia biasanya juga disarankan mengikuti terapi-terapi psikososial seperti psikoterapi, psikoedukasi alias memberikan edukasi kepada penderita tentang penyakit yang sedang mereka idap, kemudian support group dengan para penderita skizofrenia lainnya, dan juga rehabilitasi.
Demikianlah beberapa hal mengenai Skizofrenia untuk kamu ketahui. Apabila ada salah seorang kerabat ataupun anggota keluarga yang kamu pikir menderita hal ini, sebaiknya kamu berhati-hati dalam menyikapi atau mengambil tindakan, dan coba kamu konsultasikan dengan pakar terlebih dahulu sebelum mengambil tindakan lebih lanjut.
Semoga informasi yang ada di dalam video ini bermanfaat ya, apabila ada yang ingin kamu koreksi atau tambahkan, silahkan sampaikan di kolom komentar ya.
Dan, apabila kamu menyukai video-video yang ada di channel Asaljeplak, jangan lupa berikan like, subscribe, dan klik bel notifikasi untuk mendapatkan pemberitahuan apabila ada video baru di channel Asaljeplak.
Thank you for watching.
1 komentar untuk “Tanda-tanda seseorang mengidap Skizofrenia (Schizoprenia)”
Pingback: Parasocial Interaction & Erotomania: Kenapa Kita Terobsesi dengan Selebriti