Berikut ini merupakan review dari Asaljeplak atas film Joker yang bergenre Drama, Mystery, Thriller dan tayang pada tahun 2019.
Daftar Isi
Info Film
Judul Film | Joker |
Genre | Drama, Mystery, Thriller |
Tahun Rilis | 2019 |
Sutradara | Todd Phillips |
Penulis Naskah | Todd Phillips Scott Silver |
Dibintangi oleh | Joaquin Phoenix |
Sinopsis Film
Film Joker yang dibintangi Joaquin Phoenix ini menceritakan kisah Arthur Fleck, seorang Stand-Up Comedian yang memiliki gangguan kejiwaan, yang selalu menjadi korban dari sistem dan tertindas sepanjang hidupnya, hingga kemudian ia merasa muak, dan pada akhinya memberontak hingga berhasil menjadi salah seorang tokoh kriminal ternama yang memiliki banyak pengikut.
Trailer Film
Review Film
A. Grafik, Visual, Sinematografi
Asaljeplak sudah jatuh cinta dengan film ini bahkan sejak menonton trailernya beberapa bulan yang lalu, dan sejak itu sudah tidak sabar menunggu bulan Oktober tiba.
Visual dan Sinematografi yang ditampilkan di trailer pun juga dapat dirasakan saat menonton filmnya, dan pada akhirnya menjadi salah satu nilai lebih dari film ini secara keseluruhan di luar beberapa (sedikit) kekurangannya yang Asaljeplak rasakan.
B. Alur dan Kekuatan Cerita
Tokoh utama di sini seakan menawarkan dua sisi kepada para penonton, karena di beberapa hal tokoh utama tersebut (Arthur Fleck / Joker) terasa sangat “relatable” dan mungkin dapat dirasakan oleh kebanyakan orang, namun di sisi lain tidak karena perilakunya yang menjurus kepada psikopat.
Namun di situlah justru kekuatan dan kelemahan filmnya muncul.
Di satu sisi, film ini sangat brilian dalam menampilkan tokoh yang bisa membuat kita berempati namun tidak segitunya terutama pada saat dia mulai terjerumus ke dalam lubang gelap dan menjadikannya sebagai seorang yang jahat.
Namun di sisi lain, film ini jadi seakan kentang dan tidak nyambung, karena proses transisinya menjadi Joker, seorang penjahat dan musuh utama dari Batman yang terbilang jenius dan banyak akal menjadi kurang terasa dan kurang ditonjolkan.
Temponya yang lambat dengan genre yang lebih ke drama juga akan membuat mereka yang lebih menyukai film superhero penuh action akan kurang menyukai film ini.
C. Kualitas Akting
Joaquin Phoenix harus dapat Oscar, or we will RIOT! hahaha
Gimana nggak, memerankan seorang tokoh dengan disabilitas mental, memiliki penyakit tertawa meskipun sedang tidak ingin tertawa (coba praktekkan saja sendiri tetawa tapi mukanya tetap sedih), menurunkan berat badannya hingga drastis demi memerankan Arthur Fleck, hingga berhasil memberikan gambaran bagaimana proses transisi dari seseorang yang hidupnya selalu ditindas kemudian pada akhirnya merasa muak dan memberontak.
Bisa dibilang Joker versi Joaquin ini memberikan rasa yang sangat jauh berbeda dibandingkan Joker versi Heath Ledger (apalagi versinya Jared Leto wkwkwk), namun kebrilianan Joaquin menjadikan tokoh Joker yang dibawakannya bisa menyamai lever Joker versi Heath, sedikit di bawah, atau bahkan melampauinya.
Kalau menurut Asaljeplak sih tidak adil untuk membandingkan Joker versi Joaquin dengan Joker versi lainnya, karena yang lain tidak dibekali dengan origin story yang cukup, dan hanya mengandalkan reiterasi pemerannya atas Joker-Joker sebelumnya yang ada di komik ataupun film, jadi tidak bisa dibandingkan.
D. Layak ditonton Anak atau Tidak?
Jangan deh, alur ceritanya rumit dan ini bukanlah film superhero ala Avengers, Justice League, Aquaman, Wonder Woman, dan sejenisnya, serta Asaljeplak yakin anak-anak akan bosan menonton film dengan tempo yang lambat seperti ini.
E. Kesimpulan
FILM DENGAN TEMA SUPERHERO TERBAIK SEPANJANG MASA. Itulah yang (awalnya) Asaljeplak rasakan sesuai menonton film ini di bioskop, tetapi setelah merenung beberapa saat akhirnya berubah pikiran sedikit.
Bukan berarti film Joker ini tidak bagus ya, tetapi ada beberapa adegan yang kalau ditinjau ulang menjadikan film ini agak bertele-tele, kurang nyambung, dan kurang mendukung keseluruhan cerita.
Malah Asaljeplak rasa, film Joker ini akan jauh lebih bagus apabila sama sekali tidak ada unsur “Batman” dan keluarga Wayne sama sekali, serta lebih mengambil rute seperti “V for Vendetta” meskipun bukan dari segi actionnya, melainkan dari segi perjalanan Joker menjadi seorang penjahat/influencer (wkwkwk) yang berpengaruh di mata masyarakat Gotham.
Tapi ya, mengingat sudah banyak SJW-SJW yang protes bahkan sebelum film ini ditayangkan, nggak heran juga kalau akhirnya film ini dibuat senetral mungkin, dan tentunya dengan menempatkan posisi tokoh utama di Gotham City dan bukan kota beneran juga membantu.
Film ini juga terinspirasi dari film lawas Robert De Niro yaitu The King of Comedy dan Taxi Driver yang memang saat Asaljeplak tonton ulang cukup terasa inspirasinya, meskipun di beberapa segi film milik De Niro lebih baik dibandingkan Joker.
Namun tetap saja, secara keseluruhan, film Joker ini adalah film yang digarap dengan keseriusan dan pehatian penuh kepada karakternya, yang meskipun kurang digali di beberapa sisi tetap menjadikannya sebagai film yang sangat layak tonton.
Skor Asaljeplak untuk film ini: 4,99 / 5